Pelatihan Pemanfaatan Bambu Sebagai Bahan Baku Kerajinan


 

Desa Balida – Pada tahun 2022 ini, CSR PT. Adaro Indonesia melaksanakan kegiatan Program Ekoriparian dalam Pengembangan Pemanfaatan Bambu di Desa Balida. Untuk mencapai sasaran kegiatan tersebut Tim CSR PT. Adaro Indonesia melaksanakan kegiatan “Pelatihan Pemanfaatan Bambu Sebagai Bahan Baku Kerajinan”, pada tanggal 11 s.d 12 Juli 2022 kemaren. Pelatihan ini dilaksanakan di Gazebo Wisata Pasar Budaya Racah Mampulang Desa Balida, Balangan, Kalsel.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari diskusi multipihak yang telah dilakukan sebelumnya. Yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam memanfaatkan bambu dan limbah bambu sebagai bahan baku kerajinan guna mendukung ekowisata di Desa Balida. Dengan memiliki keterampilan mengolah bambu menjadi barang kerajinan, maka ada peluang alternatif pendapatan bagi masyarakat.

Pelatihan diikuti oleh 10 orang peserta yang terdiri dari 5 orang dari Pokdarwis Desa Balida, dan 5 orang dari Desa Murung Ilung. Narasumber yang dihadirkan adalah ....................................

Pelatihan dibuka oleh Bapak Sahridin, selaku Kepala Desa Balida. “Saya selaku Kepala Desa Balida mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tim CSR PT. Adaro Indonesia yang telah menyelenggarakan pelatihan pemanfaatan bambu sebagai bahan kerajinan ini secara gratis, ujar Sahridin, sebelum membuka acara pelatihan ini. Sahridin, juga menjelaskan bahwa potensi bambu melimpah tapi belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga masyarakat perlu dimotivasi dan ditumbuhkan semangatnya untuk belajar mengolah bambu menjadi produk kerajian yang bernilai ekonomi, walaupun sekarang masih dalam suasana pandemi tapi jangan menjadi halangan untuk masyarakat untuk tetap produktif.

Setelah pembukaan acara dilanjutkan dengan penjelasan mengenai maksud dan tujuan kegiatan oleh .................. selaku penanggung jawab. Sebelum masuk ke acara pelatihan, dilakukan pengisian kuesioner oleh peserta untuk melihat wawasan dan pemahaman tentang bambu sebelum pelatihan. Pengisian kuesioner ini juga dilakukan setelah pelatihan untuk melihat peningkatan pemahaman peserta pada pengelolaan bambu.

Acara inti pelatihan membuat produk kerajinan bambu diawali dengan pemaparan oleh narasumber mengenai tanaman bambu secara umum. Selain itu ........... juga menjelaskan bahwa untuk pengembangan industri kerajinan bambu di Kecamatan Paringin, masyarakat perlu diarahkan pada “one product one village” artinya satu produk satu desa, sehingga jadi ada ciri khas masing-masing daerah. Sementara itu produk kerajinan yang dihasilkan dapat dipasarkan di tempat wisata yang ada di Desa Balida. ‘’Permasalahan yang sering dihadapi selama ini adalah belum ada kesadaran masyarakat bahwa bambu dapat sumber pendapatan potensial dan masih kurangnya pelatihan pembuatan souvenir di masyarakat”, jelas ........... dalam pemaparan materinya. Penyampaian materi dilakukan dengan santai dan rileks disertai dengan beberapa kalimat bahasa lokal, sehingga peserta dapat memahami dengan lebih baik.

Setelah mendengarkan pemaparan materi, peserta mulai mencoba cara memakai peralatan yang di bawa narasumber.

“Saya sangat senang dengan adanya pelatihan ini karena sangat bermanfaat dan menambah ilmu tentang cara membuat kerajinan dari bambu”, kata Selfi Inga, salah satu peserta wanita yang ikut dalam pelatihan ini.

“Pembuatan mangkuk ini paling bagus bila memakai bambu apus, namun bisa juga digantikan dengan bambu talang yang banyak ditanam di kebun ibu dan bapak. Pilih bambu talang yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, untuk mendapatkan bahan baku yang tepat,” demikian Enos menjelaskan sekaligus memotivasi peserta pelatihan agar mencoba membuat sendiri di rumah, dengan memanfaatkan bambu talang yang ada di kebun masing-masing.

Di akhir sesi pelatihan, .............. memberikan review dan masukan mengenai hasil pekerjaan para peserta agar semakin baik jika ingin praktik lagi di rumah..

Komentar

Postingan Populer